Senin, 22 Juni 2009

FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA)

APA SIH FLU BURUNG ...?

 “Flu burung” adalah istilah non ilmiah yang sering digunakan untuk menggambarkan HPAI (High Pathogenic Avian Influenza) H5N1 yang telah terjadi di Asia sejak 1997. Istilah ini telah menjadi polemik karena sering digunakan sebagai sinonim dari AI (Avian Influenza). HPAI H5N1 adalah adalah jenis virus H5N1 yang membahayakan/berpatogen tinggi yang telah menjangkiti Asia setidaknya sejak 1997 menyerang pada hewan hewan ternak khususnya ayam dan bebek (www.scwds.org).

Pada awalnya virus flu burung (pada umumnya subtype H7 atau H5) ditularkankan dari jenis unggas seperti kalkun dan ayam bersifat pathogenic rendah (LPAI). Akan tetapi semakin lama menimbulkan peradangan, hal ini dimungkinkan karena adanya mutasi dimana virus beradaptasi dengan baik pada inang baru mereka, dan akhirnya mengakibatkan virus menjadi berpathogen tinggi (HPAI). Karakteristik HPAI pada unggas adalah menyerang secara mendadak, penyakit berat dan dengan jangka waktu yang pendek/singkat, dapat menimbulkan kematian hingga mendekati 100 % (Yu, 2006). H5N1 adalah virus influenza tipe A yang pada karateristiknya tidak menyerang manusia tetapi jarang terjadi hingga ahirnya pada tahu 1997 muncul kasus pertama manusia terinfeksi virus AI satu orang dilaporkan meninggal karena terinfeksi virus H5N1 di Hongkong. Tercatat ada 100 lebih kasus yang menimpa manusia dengan 60 diantaranya berakibat fatal sejak saat itu. Seluruh kasus tersebut terjadi di Asia dan hampir seluruhnya dikarenakan karena kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi (Yew, 2007).  

Omi (2005) menambahkan bahwa dengan semakin banyaknya bukti kejadian kematian akibat H5N1 dan tingginya tingkat resiko penularan dari manusia ke manusia, virus ini menjadi bom waktu biologi yang bisa meledak kapan saja. Dari yang berasal dari salah satu wilayah saja sekarang sudah hampir merata diseluruh dunia dalam kurun waktu yang tidak begitu lama. Karenanya mutlak diperlukan perhatian khusus untuk dapat mencegah dan mengeliminir perkembangan virus H5N1 ini

DESKRIPSI VIRUS FLU BURUNG

Virus yang menyebabkan penyakit flu burung adalah salah satu jenis dari family Orthomyxoviridae, yang terdiri dari 3 genus yaitu influenzavirus A, influenzavirus B dan influenza virus C yang kemudian lebih dikenal dengan Tipe A tipe B dan tipe C. Tipe A inilah yang pada awalnya hanya menyerang kelompok burung terutama burung liar. Namun dalam perjalanan mutasinya, virus jenis A ini juga menular ke manusia (Spickler, 2007). Virus ini diklasifikasikan berdasarkan struktur subtype hemaglutinin (H) dan Neuraminidase (N). Protein H dipecah oleh gumpalan sel protease sebagai bagian yang diperlukan untuk proses penginfeksi. Beberapa virus menyebabkan penyakit gawat dan kematian tinggi pada ayam dan kalkun dan digolongkan pada HPAI atau virus AI berpatogen tinggi (H5 atau H7) sedangkan yang lainnya hanya menyebabkan penyakit dengan gejala ringan merupakan virus AI LPAI atau berpatogen rendah yaitu H1 – H16 (Espinoza 2006). 
Menurut Yu (2006), virus flu burung berbentuk bola (diameter 120 nm) yang dibagi menjadi delapan segmen. WHO (2003) dan Potima (2007) menambahkan bahwa genom yang terbagi menjadi 8 segmen tersebut terbungkus oleh nucleocapsid protein (NP) dan membentuk ribonucleoprotein (RNP), dimana tiap segmen mengkode protein fungsional yang penting seperti protein Polymerase B2 (PB2), protein Polymerase B1 (PB1), protein Polymerase A (PA), Haemagglutinin (HA atau H), Nucleocapsid protein (NP), Neuraminidase (NA atau N), Matrix protein (M) yaitu M1 yang merupakan matrik penyusun;dan M2 yang merupakan ion penghubung pada endosoma, Non-structural protein (NS). Enzim RNA polymerase bertanggungjawab dalam proses transkripsi dan replikasi yang terbentuk dari PB1, PB2 dan PA yang mempunyai endonukleus aktiv dan dihubungkan dengan RNP. Protein NS1 dan NS2 mempunyai fungsi pengaturan untuk promosi sintesis komponen virus pada sel yang terinfeksi. 

Virus tipe A ini memiliki antigen H sebanyak 16 pasang, yaitu H1-H16 dan 9 antigen N, yaitu N1 – N9 yang dapat berubah-ubah bentuk. Virus tipe A paling ganas yaitu H5N1 yang juga terbukti dapat menular dari unggas ke manusia ternyata juga dapat menular ke singa, harimau dan kucing rumahan yang diberi makan daging unggas mentah yang terkontaminasi virus tersebut (Spickler, 2007). 
HPAI atau virus AI yang berpatogen tinggi adalah virus influenza yang menyebabkan angka kematian tinggi pada hewan hewan ternak khususnya unggas. HPAI biasanya adalah subtype H5 dan H7 namun tidak semua H5 dan H7 adalah berpatogen tinggi. Faktanya, ada H5 dan H7 yang berpatogen rendah atau biasa disebut Low Pathogenic Avian Influenza atau LPAI (www.scwds.org).

REVIEW KASUS NYATA

Flu burung, atau yang juga disebut Avian Flu, sentak menyita perhatian semua pihak di seluruh dunia. Kecepatan virus yang menyebar dimana-mana dan kemampuannya bermutasi dengan cepat sehingga mampu menyerang baik hewan dan manusia menimbulkan kekhawatiran akan keganasan virus yang dapat menyebabkan kematian. Yu (2006) mengatakan bahwa sebenarnya kasus flu burung telah muncul sejak tahun 1878 di Italia, dimana pada saat itu banyak ditemukan unggas yang mati mendadak dan disebut sebagai (fowl plague = wabah unggas). Saat ini Flu Burung diketahui telah menyerang hampir seluruh Negara di Asia, Belanda, Rusia, Australia, Itali, Chile, Meksiko, Belanda, Belgia dan Jerman serta Amerika dan saat ini merambah Afrika.  
Secara umum virus AI yang dilaporkan menginfeksi manusia antara lain (www.cdc.gov):
• Hongkong 1997 : virus AI dengan pathogen tinggi menginfeksi hewan ternak dan manusia. Ini kali pertama virus AI secara langsung ber transmisi dari burung ke manusia dan menyebabkan penyakit pernafasan. Selama wabah ini 18 orang dirawat di RS dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mengontrol wabah tersebut pemerintah menyisihkan 1,5 juta ayam untuk membuang sumber virus.  
• Cina dan Hongkong 2003 terjadi 2 kasus infeksi virus H5N1 pada sebuah keluarga yang telah melakukan perjalan ke Cina. Diantaranya meninggal 10 orang dari 3 negara ini 36 orang sembuh dan 1 meninggal. Bagaimana dan dimana asal muasal infeksi tidak dijelaskan.  
• Tahun 2003-2004 di cina, Thailand dan Vietnam infeksi virus HPLI H5N1 mewabah di peternakan. Kebanyakan kasus adalah pneumonia dan kegagalan pernafasan. Kebanyakan akasus muncul karea adanya kontak langsung dengan hewan yang terkena wabah atau hwewan yang mati.  
• Tahun 2005 di kamboja, cina dan Indonesia wabah yang membahayakan ini menyerang 98 manusia dan 43 diantranya meninggal. Hal ini diperkirakan penularan terjadi karena hewan ternak unggas pada Negara bersangkutan.  
• Tahun 2006 di Turki, Mesir, Irak, Ajerbaian juga terjadi wabah H5N1. Kebanyakan kasus yang terjadi akibat kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus. Di ajerbaizan orang yang terinfeksi diperkirakan terinfeksi akibat kontak dengan angsa liar. 
• Di Sumatera utara - Indonesia pada mei 2006 terjadi kasus pada sebuah kelurga besar dimana 7 orang diantaranya meninggal karena positif terkena H5N1 dan seorang negatif. Tahun 2006 dari 115 yang terkena dari 9 negara diatas 79 diantaranya meninggal. 
• Tahun 2007 kasus terjadi lagi di Cina, , Mesir, Indonesia, Vietman, Kamboja, Pakistan, Laos, Myanmar terjadi wabah lagi di peternakan unggas. Di Nigeria pada Januari, Laos bulan Februari, Myanmar bulan Desember 2007 infeksi pertama pada ketiga negara ini. Dari 9 negara diatas total 86 terinfeksi dn 50 meninggal. 

Scoones (2008) melaporkan bahwa sejak tahun 2003 sekitar 245 orang meninggal dunia karena infeksi flu burung. Tigginya angka kematian Nampak di beberapa Negara yang sebagaian besar ada di wilayah Asia Tenggara. Virus flu burung menyebar dari Asia hingga Eropa dengan gejala awal adanya wabah pada peternakan. Pada beberapa Negara seperti Indonesia, China dan Mesir, bahkan menjadi endemic pada populasi burung, dampaknya lebih dari 2 milyar burung dan unggas dimusnahkan. Gambar berikut menunjukan adanya penyebaran kasus flu burung di dunia.

WHO dalam Schnirring (2009) melaporkan di China ada 4 kasus yang menimpa dalam satu tahun , tiga diantaranya fatal.:
1. Anak lelaki umur 16 tahun dari provinsi Hunan meninggal tanggal 20 January 2009 
2. Remaja berusia 19 thn meninggal 5 January 2009 dilaporkan mengadakan kontak dengan hewan ternak sebelum sakitnya, tetapi tidak ada keterangan apakah burung tersebut sakit.
3. Wanita 27 tahun dari provinsi Shandong meninggal tgl 17 january 2009
4. Anak perempuan berusia 2 tahun dari provinsi Shanxi masih dalam kondisi kritis. 
Akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009 kembali terjadi kasus flu burung di Indonesia. Dua pasien meninggal akibat flu burung seorang perempuan 29 tahun dan anak usia 6 tahun, kedua-duanya tinggal di Tangerang dekat ibukota Jakarta. Menteri Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa korban mengalami gejala gejala seperti influensa setelah pergi ke pasar 11 Desember dan meninggal 16 Desember di rumah sakit . Sementra itu di Bekasi seorang anak perempuan 6 tahun sakit setelah membeli seekor ayam di pasar dengan orang tua nya pada bulan Desember dan meninggal setelah di opname pada tanggal 2 Januari 2009. Setelah dilakukan uji lab pada kedua-duanya ditetapkan adanya infeksi H5N1 yang mematikan dari influensa avian. Dari kasus-kasus ini World Health Organization menetapkan Indonesia, sebagai Negara dengan 141 kasus H5N1 dan 115 kematian. Sedangkan diseluruh dunia ada 399 kasus dan 251 diantaranya meninggal (Wappes, 2009).
WHO (2009) menambahkan, total kejadian hingga Januari 2009 di Mesir ada 52 kasus, Vietnam 107 kasus, China 34 kasus sedangkan dibeberapa Negara seperti Jepang, India, Rusia, Jerman, Polndia dan Nepal terjadi kasus flu burung akan tetapi hanya menyerang unggas, tidak ada laporan adanya infeksi pada manusia.

REFERENSI

______________. (2005). Highly Pathogenic Avian Influenza Virus H5N1 and Wild Birds. www.scwds.org 

_____________. (2006). Updated Interim Guidance for Laboratory Testing of Persons with Suspected Infection with Highly Pathogenic Avian Influenza A (H5N1) Virus in the United States. www.CDC.gov

____________. (2006). Bird Flu – A Feathery Treat. www.who.int

___________. (2008). Program Pemerintah tentang Flu Burung. www.fluburung.org

___________. (2008). Gejala Unggas terinfeksi Flu Burung. www.fluburung.org 

____________. (2009). Preparing for a Human, H5N1 Bird flu outbreak. www.avianinfluenza.org

___________. (2009). Avian Influenza Mutation, H5N1. www.avianinfluenza.org

___________. (2009). H5N1 avian influenza: Timeline of major events. www.who.int

____________. (2009). Human antibodies protect mice from avian flu. www.rgpxnews.com

Amonsin, A, Chuensakon Choatrakol, Jiradej Lapkuntod, Rachod Tantilertcharoen, Roongroje Thanawongnuwech, Sanipa Suradhat, Kamol Suwannakarn, Apiradee Theamboonlers, and Yong Poovorawan. (2008). Influenza Virus (H5N1) in Live Bird Markets and Food Markets, Thailand. . www.cdc.gov/eid/content/14/11/pdfs/08-0683.pdf

CDC. (2005). Key facts : Information about Avian Influenza (Bird Flu) and Avian Influenza A (H5N1) Virus. www.CDC.gov/flu

CDC . (2008). Avian Influenza A Virus Infections of Humans. www.cdc.gov

Doyle, M.E, Stacey Schultz-Cherry, Michael Robach, and Ron Weiss. (2007). Destruction of H5N1 Avian Influenza Virus in Meat and Poultry Products. www.wisc.edu/fri/

Espinoza,J. (2006). Avian Influenza (Bird Flu) Assessment of Current Situation. www.cabq.gov

FDA. (2007). H5N1 Influenza virus vaccine. http://www.fda.gov/oc/op/pandemic/default.htm

Gineli, P. (2003). Will History Repeat Itself? The Spanish Influenza: Its Past, Present, and Future. http://dissertations.bc.edu

INFOSAN. (2004). Highly pathogenic H5N1 avian influenza outbreaks in poultryand in humans: Food safety implications. www.who.int/entity/foodsafety

Medicago. Inc. (2008). Medicago’s H5N1 VLP vaccine provides protection against multiple strains of avian flu. www.pipelinereview.com

Omi, S. (2005). Iuf briefing paper: Avian influenza (h5n1) And agricultural workers October 2005. www.iuf.org

Pizza, G, Massimo Amadori, Dharam Ablashi,Caterina De Vinci , Dimitri Viza. (2006). Cell mediated immunity to meet the avian influenza A (H5N1) challenge. Medical ypotheses (2006) 67, 601–608. www.sciendirect.com

Potima, M. (2007). Comparative Assessment Of Avian Influenza Virus Isolation And Identification Using Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction, Embryonated Eggs And Cell Culture. Chiang Mai University and Freie universitat Berlin. www.vphcap.org 

Schnirring, L. (2009). China's recent H5N1 cases raise transmission questions. www.cidrap.umn.edu

Scoones, I and Paul Foster. (2008). The International Response to Highly Pathogenic Avian Influenza: Science, Policy and Politic. www.steps-centre.org

Sidwell, Robert W. Dale L. Barnard, Craig W. Day, Donald F. Smee, Kevin W. Bailey, Min-Hui Wong, John D. Morrey and Yousuke Furuta. (2007). Efficacy of Orally Administered T-705 on Lethal Avian Influenza A (H5N1) Virus Infections in Mice. www.pubmedcentral.nih.gov
Spickler, A.R. (2007). Influenza Flu, Grippe, Avian Influenza, Grippe Aviaire, Fowl Plague, Swine Influenza, Hog Flu, Pig Flu, Equine Influenza, Canine Influenza. www.cfsph.iastate.edu

Stimola, A.N. (2006). Avian Influenza, or “Bird Flu”:What You Need to Know . American Council On Science And Health. http://www.acsh.org

USDA. (2006). United States Prepares For Highly Pathogenic H5n1 Avian Influenza In Wild Birds. www.usda.gov/birdflu 

Wappes, J. (2009). 2 Indonesian cases push global H5N1 death toll over 250. www.cidrap.umn.edu

WHO. (2003). Production of pilot lots of inactivated influenza vaccines from reassortants derived from avian influenza viruses Interim biosafety risk assessment. http://www.who.int/


WHO. (2007). Options for the use of human H5N1 influenza vaccines and the WHO H5N1 vaccine stockpile. http://www.who.int/

Yen,H.L, Arnold S. Monto, Robert G. Webster, and Elena A. Govorkova. (2005). Virulence May Determine the Necessary Duration and Dosage of Oseltamivir Treatment for Highly Pathogenic A/Vietnam/1203/04 Influenza Virus in Mice. The Journal of Infectious Diseases 2005; 192:665–72  

Yew, david. (2007). Avian Flu. http://emedicine.medscape.com/article/219557-overview

Yu, N. Hsin Kung. (2006). Epidemiological Studies of Avian influenza Viruses in 
Hong Kong. Massey University Palmerston North New Zealand. www.epicentre.massey.ac.nz




Tidak ada komentar:

Posting Komentar